Berikutcara kerja pengolahan Emas dengan Sianida : Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga menjadi tepung (mesh + 200). Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari bahan). Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 - 10,5 dan
Boraksbersifat basa lemah dengan pH (9,15 - 9,20). Boraks umumnya larut dalam air, kelarutan boraks berkisar 62,5 g/L pada suhu 25°C. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 100°C yang secara perlahan beruah
Untukvideo cara membuat slime 100 % berhasil yang gampang dan mudah dapat Anda tonton di video youtube dan video 3gp. Mari berkreasi dan having fun bersama anak-anak. RESEP SLIME PAKAI LEM BORAX
Danuntuk Para pedagang bakso atau penjual bumbu yang tahu kalau borax berbahaya dan dilarang!!, Tapi nekat memakai atau menjualnya. jasa penggilingan bakso atau kursus kuliner atau produk frozen makanan olahan. atau apapun yang berkaitan dengan aktifitas komersil. Customer Servise di 081329146879 bisa dengan WA atau SMS senin-sabtu, jam
Daerahdaerah inilah yang kemudian menjadi daerah-daerah tambang emas yang mungkin saja alam dan lingkungannya dapat rusak karena adanya kegiatan pertambangan emas ini. Indonesia memiliki banyak tambang emas yang tersebar di berbagai daerah mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua. Cadangan emas di Indonesia cukup besar.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. › Utama›Mengolah Emas Menggunakan... KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Petugas menunjukkan emas hasil produksi PT Aneka Tambang Antam di pabriknya di kawasan Pologadung, Jakarta, beberapa waktu yang bisa dipakai sebagai pengganti merkuri dalam pengolahan emas. Berbeda dengan merkuri, pemakaian boraks tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari dampak negatifnya sudah diketahui secara luas, penambangan emas dengan merkuri masih terus terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia, hingga November 2017 terdapat sekitar 850 titik pertambangan emas skala kecil yang tersebar di 197 kota/kabupaten di 32 provinsi Kompas, 13/11/2017. Kebanyakan pertambangan emas skala kecil atau pertambangan rakyat itu menggunakan merkuri dalam proses pengolahan emas. Padahal, penggunaan merkuri memunculkan aneka persoalan, mulai dari pencemaran lingkungan hingga masalah kesehatan. Dalam kadar tertentu, paparan merkuri yang masuk ke tubuh manusia bisa menyebabkan kerusakan saraf, otak, dan organ pemerintah telah melarang dan penegakan hukum kerap dilakukan, penggunaan merkuri dalam penambangan emas tak mudah dihentikan. Kondisi itu menunjukkan, upaya meminimalkan penggunaan merkuri tidak cukup dilakukan dengan regulasi dan penegakan hukum. Dibutuhkan upaya serius untuk mendorong para penambang emas beralih menggunakan bahan yang lebih ramah meminimalkan penggunaan merkuri tidak cukup dilakukan dengan regulasi dan penegakan itu mendorong dosen Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional UPN “Veteran” Yogyakarta, Rika Ernawati 44, meneliti penggunaan boraks dalam pengolahan emas. Hasil penelitian Rika itu dituangkan dalam disertasi doktoral di Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada UGM, Senin 30/7/2018, Rika menjalani ujian terbuka untuk mempertahankan disertasinya yang berjudul “Karakteristik Endapan Emas Epitermal dan Pengaruhnya terhadap Pengolahan Akhir Menggunakan Boraks Pengganti Merkuri pada Penambangan Rakyat”. Dalam ujian itu, Rika meraih predikat sangat memuaskan.“Penggunaan merkuri punya banyak dampak negatif. Makanya kita harus mencari cara alternatif mengolah emas tanpa menggunakan bahan berbahaya,” kata Rika saat ditemui Kompas, Rabu 1/8/2018, di dipakaiRika menjelaskan, salah satu cara alternatif mengolah emas tanpa menimbulkan efek berbahaya adalah menggunakan boraks. Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang biasa dipakai untuk sejumlah keperluan. Di dunia industri, boraks antara lain dipakai untuk pengawet kayu, pengontrol kecoa, dan bahan boraks dalam pengolahan emas sudah banyak diteliti dan dibahas dalam berbagai jurnal ilmiah. Selain itu, boraks juga sudah dipakai dalam pengolahan emas di sejumlah negara. “Di Filipina, boraks sudah dipakai dalam pengolahan emas selama sekitar 30 tahun,” ujar sudah dipakai dalam pengolahan emas di sejumlah negara. Di Filipina, boraks sudah dipakai dalam pengolahan emas selama sekitar 30 memaparkan, pengolahan emas menggunakan boraks membutuhkan peralatan yang sedikit berbeda dengan pengolahan emas memakai merkuri. Tahapan pengolahan emas dengan boraks pun juga sedikit emas dengan merkuri umumnya terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama adalah memecah batuan yang mengandung endapan emas hingga berukuran kecil, yakni sekitar setengah sentimeter cm. Proses memecah batuan ini bisa dilakukan secara manual atau menggunakan alat bernama crusher. Batuan yang sudah berukuran kecil itu kemudian dimasukkan ke dalam alat mill untuk digiling selama sekitar 4 jam hingga ukuran lebih kecil. Dalam proses penggilingan itu, batuan-batuan tersebut dicampur dengan penggilingan selama 4 jam, merkuri ditambahkan ke dalam alat milling, lalu dilakukan penggilingan lagi selama 2 jam. Dalam penggilingan kedua ini, merkuri akan bekerja menangkap butiran emas yang ada sehingga tercipta ikatan amalgam atau ikatan antara merkuri dan emas. Sesudah penggilingan selesai, ikatan amalgam itu diperas untuk mengeluarkan kandungan itu, campuran merkuri dan butiran emas yang ada dibakar untuk menghilangkan kandungan merkuri. “Dalam proses pembakaran itu, merkuri akan hilang atau menguap ke udara. Nah, merkuri yang menguap ke udara itulah yang berbahaya. Kalau uap merkuri mengenai tanaman padi, misalnya, maka padi itu akan mengandung merkuri,” ujar yang menguap ke udara itulah yang berbahaya. Kalau uap merkuri mengenai tanaman padi, misalnya, maka padi itu akan mengandung uap merkuri hasil pembakaran, pengolahan emas dengan merkuri juga menghasilkan limbah cair berbahaya. Di lokasi pertambangan rakyat, limbah cair yang mengandung merkuri itu kerap dibuang langsung ke sungai tanpa diolah lebih dulu sehingga mencemari PATI HERIN Inilah lokasi pengolahan emas hasil tambang liar di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, Minggu 8/11/2015. Pengolahan emas yang menggunakan merkuri itu telah mencemari lingkungan di mengatakan, pengolahan emas menggunakan boraks juga diawali dengan memecah batuan yang mengandung endapan emas dengan crusher, lalu batuan yang telah dipecah-pecah itu digiling memakai mill selama 4 jam. Sesudah itu, batuan hasil penggilingan disaring, lalu dialirkan ke alat bernama meja goyang shaking table untuk memisahkan konsentrat emas dengan mineral itu, konsentrat emas yang terkumpul didulang atau panning untuk memisahkan mineral lain yang masih tercampur. Sesudah itu, konsentrat emas yang terkumpul dicampur dengan boraks dan sedikit air. Campuran konsentrat emas dan boraks itu lalu dibakar untuk menghasilkan bullion atau logam emas yang kadang masih terikat dengan logam lain seperti perak. Setelah dimurnikan, bullion bisa diolah menjadi memaparkan, fungsi boraks dalam proses pengolahan itu adalah membersihkan konsentrat emas dari kandungan mineral lain sekaligus menurunkan titik leleh emas sehingga proses pembakaran bisa berlangsung lebih boraks dalam proses pengolahan itu adalah membersihkan konsentrat emas dari kandungan mineral lain sekaligus menurunkan titik leleh emas sehingga proses pembakaran bisa lebih pengolahan emas memakai boraks memiliki sejumlah keunggulan dibanding pengolahan dengan merkuri. Kelebihan pertama adalah tidak adanya limbah berbahaya, baik dalam bentuk cair maupun uap, yang dihasilkan dari pengolahan memakai itu, pengolahan dengan boraks membutuhkan waktu lebih singkat dan biaya lebih murah dibanding pengolahan dengan merkuri. “Harga merkuri itu kan lebih mahal daripada boraks,” ujar Rika. Beberapa penelitian juga menunjukkan, pengolahan dengan boraks bisa menghasilkan emas yang lebih pengolahan dengan boraks membutuhkan tenaga yang lebih karena penambang harus melakukan pendulangan secara manual. “Pengolahan dengan boraks memang membutuhkan tenaga ekstra. Kalau pakai merkuri, kita hanya diam saja, merkurinya yang kerja,” itu, kata Rika, tidak semua endapan emas bisa diolah dengan boraks. Dari dua tipe endapan emas yang ada, hanya endapan emas tipe epitermal yang bisa diolah dengan boraks, sementara endapan emas tipe porfiri tidak endapan emas tipe epitermal yang bisa diolah dengan boraks, sementara endapan emas tipe porfiri tidak bisa."Perbedaan porfiri dan epitermal itu pada proses pembentukannya. Kalau endapan porfiri itu terbentuknya dekat dengan magma, sementara endapan epitermal lebih dekat ke permukaan bumi,” penelitiannya, Rika mengambil sampel endapan emas dari tiga lokasi pertambangan rakyat, yakni di Desa Paningkaban, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah; Desa Jendi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah; serta Desa Lamuntet, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Berdasar penelitian Rika, endapan emas dari tiga lokasi itu bisa diolah menggunakan itu menunjukkan, pengolahan emas memakai boraks sangat mungkin diterapkan di pertambangan-pertambangan rakyat di Indonesia. Namun, agar boraks bisa dipakai secara luas untuk mengganti merkuri, masih dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, terutama pemerintah.
Jenis Metode dan Alat Pengolahan Emas Menambang emas sekilas terdengar seperti suatu perburuan harta karun yang begitu menjanjikan namun sesungguhnya itu merupakan kegiatan dengan resiko tinggi di berbagai hal, mulai dari resiko kerugian materi, resiko kecelakaan kerja, hingga resiko kerusakan lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi semua hal itu adalah dengan mempertimbangkan pemilihan metode serta alat pengolahan emas yang tepat. Kegiatan menambang emas adalah hal yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Seiring perkembangan zaman ada berbagai metode dan jenis alat pengolahan emas yang dipakai, baik dalam skala kecil dengan peralatan tradisional maupun dalam skala besar dengan alat pengolahan emas yang lebih modern. Mari kita lihat beberapa di antaranya. Metode Pendulangan Metode pengolahan emas yang pertama adalah metode pendulangan. Ini adalah metode tertua dan paling sederhana dalam proses pemisahan emas. Alat yang digunakan dalam metode ini adalah kuali atau alat serupa itu yang khusus dipakai untuk mendulang emas, biasanya disebut gold pan. Pada proses ini kuali atau gold pan akan diisi dengan air beserta bebatuan yang diduga mengandung emas, lalu kuali itu akan digoyang-goyang dengan gerakan memutar yang menyebabkan material lain keluar dan menyisakan emas pada dasar kuali itu. Proses ini cukup memakan waktu sehingga membutuhkan kesabaran dalam melakukan penambangan dengan metode pendulangan ini. Metode Pengolahan Emas dengan Menggunakan Merkuri Metode tradisional selanjutnya dalam pengolahan emas adalah dengan menggunakan merkuri. Merkuri, atau dikenal juga dengan sebutaan air raksa Hg, adalah satu jenis logam yang secara alami terkandung di alam, mulai dari bijih tambang, bebatuan, tanah, air, bahkan pula udara. Proses pengolahan emas yang menggunakan merkuri biasanya memakai gelundung glondong/tromol, yakni alat khusus untuk menggiling bebatuan yang kemudian dicampur dengan merkuri. Merkuri yang bersifat pelarut akan kemudian memisahkan emas dari bebatuan lainnya selama proses penggilingan ini. Namun penggunaan merkuri harus sangat diperhatikan dalam hal ini. Penggunaan merkuri yang tidak terkontrol akan menimbulkan bahaya karena dapat meracuni kesehatan serta lingkungan. Itulah sebabnya dibutuhkan pertimbangan yang khusus dan penuh kewaspadaan sebelum memilih menggunakan metode ini Metode Hidrometalurgi Dengan mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, banyak perusahaan tambang telah beralih pada metode pengolahan emas yang modern dengan memakai beragam alat pengolahan emas yang canggih serta bahan-bahan kimia yang lebih ramah terhadap lingkungan dan kesehatan. Salah satu metode modern yang digunakan adalah hidrometalurgi. Hidrometalurgi adalah metode yang dipakai untuk mendapatkan logam emas, dengan penggunaan berbagai larutan reaksi kimia. Umumnya metode ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap pelindian, tahap pemekatan dan tahap pengambilan. Pelindian leaching merupakan tahap awal dalam hidrometalurgi di mana batuan mentah dilarutkan ke dalam suatu larutan campuran dari senyawa kimia khusus. Setelah itu logam emas akan terpisah secara otomatis dari material lainnya yang dianggap sebagai kotoran. Selanjutnya dilakukan proses pemekatan. Dalam tahapan ini emas yang sudah terpisah tadi akan disaring dalam tingkat kemurnian tertentu dengan meninggikan dosis campuran senyawa kimia. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan emas dengan konsentrasi kepekatan yang diinginkan. Setelah kedua tahap tadi diselesaikan maka selanjutnya dilakukan tahapan yang terakhir, yaitu pengambilan. Hasil akhir dari metode hidrometalurgi ini adalah emas murni dengan tingkat konsentrasi tertentu. Metode Pirometalurgi Metode pengolahan emas modern lainnya adalah pirometalurgi. Metode pengolahan emas ini dilakukan dengan menitikberatkan pada pemberian suhu panas yang tinggi dari proses pembakaran untuk memisahkan emas dari material lainnya. Proses pengolahan emas ini dilakukan dengan bantuan alat yang disebut smelter, biasanya dikenal dengan dengan istilah tanur furnace atau tungku. Smelter adalah wadah bata tahan api yang dirancang khusus untuk membakar sejumlah bahan bakar hingga mencapai temperatur yang diinginkan. Ada 5 tahap pada proses Pirometalurgi, yaitu Tahap pengeringan proses untuk menghilangkan kadar air yang masih ada dalam batuan campuran emas dengan cara dibakar dalam suhu 120 derajat celcius. Tahap kalsinasi proses dekomposisi atas panas batuan campuran emas dari tahapan pertama. Tahap pemanggangan proses memanggang batuan campuran emas sesuai dengan titik didih emas menggunakan bantuan senyawa kimia. Tahap peleburan proses untuk melelehkan semua jenis campuran batuan dari tahap sebelumnya. Tahap pemurnian proses memurnikan emas yang telah terpisah dari kotoran lainnya pemurnian masih dengan menggunakan temperature panas.
Emas merupakan logam mulia yang banyak dicari karena keindahan dan harganya yang mahal. Salah satu tambang emas terbesar di dunia terletak di Papua yang di kelola oleh PT Freeport Indonesia. Selama ini proses pemurnian emas selalu menggunakan raksa Hg yang dikenal sebagai logam berat yang membahayakan makhluk hidup. Limbah raksa sisa pengolahan emas biasanya dibuang ke lingkungan sekitar dan dapat meracuni banyak organisme. Baru-baru ini ditemukan metode ekstraksi emas tanpa menggunakan raksa, namun menggunakan boraks. Boraks adalah bahan yang biasa digunakan dalam detergen dan sebagai pengawet olahan kayu dan plastik. Penjual-penjual nakal sering menggunakan boraks untuk membuat makanan yang dibuatnya dapat bertahan lama dan memiliki tekstur yang kenyal. Bahan ini cukup membahayakan apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak, namun bersentuhan dengan kulit tidak menimbulkan dampak berbahaya. Boraks digunakan untuk ekstraksi emas karena sifatnya yang dapat menurunkan titik leleh logam, termasuk emas. Emas memiliki titik leleh pada suhu 1064 derajat celcius, artinya pada suhu tersebut emas baru akan meleleh menjadi cairan. Dengan penambahan boraks, titik leleh emas akan turun sehingga tidak membutuhkan suhu sangat tinggi untuk melelehkannya. Metode ini dinilai lebih murah karena harga boraks tidak mahal, selain itu metode ini lebih aman bagi lingkungan dan lebih sederhana pada alat-alat yang digunakan. Metode ekstraksi emas secara sederhana dengan menggunakan boraks adalah sebagai berikut. Menghancurkan bijih emas menjadi butiran-butiran halus Mencampur butiran halus bijih dengan air dan mengalirkannya pada saluran kecil dengan dasar terbuat dari karpet Logam berat dan emas yang sangat halus akan tertinggal dan mengendap pada karpet tersebut Mencuci karpet pada ember berisi air untuk mengeluarkan semua butiran halus Menambahkan beberapa tetes sabun pada ember untuk menurunkan tegangan permukaan agar emas dan logam berat lain mengendap Memasukan endapan tersebut pada plastik kecil dan tambahkan boraks Memasukkan plastik pada mangkok tanah liat dan tempatkan beberapa buah arang Menyalakan arang dan menjaga api tetap besar Emas akan meleleh dan terkumpul di dasar mangkok. 1. Pencucian bijih yang telah halus 2. Pencucian karpet penampung butiran 4. Pembakaran untuk melelahkan emas 3. Campuran emas dalam plastik Penggunaan boraks untuk ekstraksi emas tidak menghasilkan limbah yang membahayan lingkungan sekitar. Hal ini menjadi alternatif bagi para penambang emas untuk berpindah kepada boraks yang lebih aman dan harganya jauh lebih murah dari raksa.
PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDA DAN KARBON AKTIF Oleh Nizar A K 10 Maret 2020 Bismillah.. Pada catatan kali ini saya akan menulis tentang metode ekstraksi emas dari bijh emas. Sejauh pengalaman dan pengetahuan saya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan emas dari bijihnya. Untuk bahasan kali ini saya akan fokus pada metode ekstraksi emas dengan menggunakan larutan sianida dan karbon aktif. Untuk metode lainnya mungkin akan saya bahas di catatan yang lain. Baik, sebagai pembukaan, emas di dalam bijih emas umumnya terdapat pada kadar yang cukup rendah, yaitu sekitar 0,5 - 80 gr/t bijih. Nilainya bisa lebih rendah atau lebih tinggi lagi dari itu, akan tetapi unitnya masih menggunakan gr/ton bijih. Jarang atau mungkin saya bahkan belum pernah dengar bila ada emas terdapat di bijih dalam skala XX %. Saking rendahnya, hampir dipastikan sulit untuk melihat emas secara langsung dari bijihnya, kecuali dengan bantuan mikroskop. Microscopic gold associated with sulphide pyrite minerals. sumber Pengenalan Metode Sianidasi Sianida adalah salah satu larutan yang mampu untuk mengekstrak emas baca melarutkan dalam kondisi temperatur dan tekanan normal. Larutan lainnya adalah aqua regia atau sering disebut larutan raja. Namun untuk larutan terakhir ini jarang sekali diaplikasikan di pabrik pengolahan skala besar karena diperlukan penanganan larutan yang lebih sulit. Reaksi pelarutan emas oleh sianida dapat dituliskan sebagai berikut 4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O -> 4AuCN-2 + 4OH Ion AuCN itulah yang merupakan emas yang telah terlarut oleh sianida. Tahapan selanjutnya adalah mengambil ion emas-sianida tersebut dengan cara menyerapnya ke dalam karbon aktif yang telah kita siapkan. Dari reaksi kimia di atas, beberapa hal yang dibutuhkan untuk proses pelarutan emas antara lain Bijih emas Air, sebagai pelarut dari bubuk sianida Oksigen yang berasal dari udara terlarut di dalam air Pengatur pH, biasanya kapur, untuk menjaga pH lumpur > 10. Metode sianidasi sangat umum digunakan, dikarenakan larutan sianida yang lebih mudah ditangani ketimbang larutan aqua regia yang lebih agresif dan bersifat korosif. Namun perlu diingat, mudah ditangani disini bukan berarti dapat disimpan sembarangan. Sianida tetaplah bahan beracun yang dapat membahayakan nyawa manusia. Selain itu, tingkat keberhasilan ekstraksi emas dengan sianida juga cukup baik. Nilai persen ekstraksi bisa berkisar hingga 95% lebih, tergantung dari jenis bijih yang diolah, derajat liberasi emas terhadap mineral pengotornya, dan juga parameter-parameter lainnya. Kita akan bahas ini selanjutnya. Tangki pelindian di pabrik pengolahan emas kiri; lumpur bijih emas yang sedang diproses kanan sumber dokumen pribadi Menentukan konsentrasi sianida Konsentrasi sianida yang digunakan dalam proses pelindian dapat mempengaruhi nilai perolehan emas yang dapat diekstraksi. Semakin tinggi konsentrasi sianida yang digunakan, umumnya akan menghasilkan nilai perolehan emas yang lebih tinggi. Secara ilmu kimia, hal ini dapat dijelaskan melalui prinsip kesetimbangan reaksi. Yaitu semakin tinggi konsentrasi pelarut, maka reaksi kimia akan semakin bergeser ke kanan arah produk reaksi. Dalam prakteknya, meningkatkan konsentrasi sianida terus menerus tidak serta merta menghasilkan peningkatan nilai rekoveri yang ekonomis. Dalam hal ini ada nilai optimum dari konsentrasi sianida yang digunakan. Bisa jadi, peningkatan nilai perolehan emas tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menambah penggunaan sianida. Jangan lupa, semakin tinggi sianida yang digunakan, semakin tinggi pula biaya untuk proses detoksifikasi sianida sebelum dibuang ke lingkungan. Bubuk sianida di dalam kemasan drum Sepengalaman saya, tidak ada rumus untuk menentukan kadar optimum sianida untuk proses pelindian emas. Semua harus ditentukan melalui tes laboratorium. Yaitu dengan cara melakukan tes pelindian emas dengan menggunakan konsentrasi sianida yang berbeda-beda. Dari situ nanti dapat dilihat pada titik manakah konsentrasi sianida yang memberikan nilai perolehan emas paling maksimum dan ekonomis. Nilai keekonomisan dapat dihitung secara sederhana sbb Profit peningkatan rekoveri > tambahan biaya sianida + konsumsi bahan kimia untuk detoksifikasi Catatan Biaya detoksifikasi sianida tidak boleh dianggap remeh. Berdasarkan pengalaman pribadi, biaya yang dibutuhkan untuk detoksifikasi sianida kurang lebih sama dengan biaya konsumsi sianida itu sendiri. Karena itulah pada pabrik pengolahan biasanya dilengkapi dengan sistem rekoveri sianida. InsyaAlloh kita akan bahas ini pada catatan selanjutnya. Untuk informasi, saya pernah bekerja di tambang emas dengan konsentrasi sianida mencapai 1500-2000 ppm. Pada saat itu kalau tidak salah kami mengolah emas dengan kadar 10- 20 gr/t dan perak 100-200 gr/t. Kemudian saya juga pernah bekerja di tambang emas dengan konsentrasi sianida hanya 200 ppm. Kadar emas dan perak yang kami olah sekitar 2-4 gr/t emas dan 5-10 gr/t perak. Informasi tambahan, untuk meningkatkan rekoveri perak, biasanya dapat dilakukan dengan meningkatkan konsentrasi sianida. Dengan meningkatkan kadar sianida dapat diperoleh peningkatan rekoveri perak hingga 5%. Hal ini terutama terkait dengan sifat kinetika reaksi perak-sianida yang lebih lambat dibandingkan emas-sianida. CATATAN Tidak direkomendasikan untuk memprediksi konsumsi sianida pabrik pengolahan berdasarkan rumus reaksi kimia pelindian emas + sianida. Ini dikarenakan bijih emas mengandung berbagai macam unsur yang juga dapat bereaksi dengan sianida, seperti perak, tembaga, besi dll. Belum lagi reaksi samping oksidasi sianida oleh udara yang kita tambahkan pada proses pelindian atau juga penguapan sianida ketika pH turun dibawah 10. Cara terbaik dan paling sederhana untuk mengukur konsumsi sianida adalah dengan menghitung selisih konsentrasi sianida sebelum pelindian dengan sesudah pelindian berakhir. Perhitungan Konsentrasi Sianida Rumus perhitungan konsentrasi sianida yang umum digunakan adalah sebagai berikut Contoh soal Diketahui suatu tangki digunakan untuk mengolah bijih emas dengan parameter operasi sbb Bijih yang diolah 100 ton Target %solid lumpur 40% Target konsentrasi sianida 400 ppm Berapa berat sianida yang harus ditambahkan ke dalam tangki ? Jawaban Pada proses pengolahan emas, konsentrasi sianida biasanya diukur berdasarkan basis W/V. Dimana W =berat sianida bubuk gram V = volume pelarut, air ml Untuk contoh di atas, dengan berat bijih 100 ton dan target %padatan = 40%, maka air yang terdapat dalam lumpur adalah = 100 ton x fraksi air/fraksi padatan = 100 ton x 60/40 = 150 ton = 150 m3 air densitas air 1 ton/m3 konsentrasi sianida 400 ppm artinya adalah 400 gram bubuk sianida/ m3 pelarut air Untuk jumlah pelarut air 150 m3, maka bubuk sianida dibutuhkan adalah sebesar = 400 gram/m3 x 150 m3 = gram = 60 kg bubuk sianida. Penggunaan Karbon Aktif Setelah logam emas terlarutkan oleh sianida membentuk ion AuCN, maka tahapan selanjutnya adalah menyerap ion emas-sianida tersebut dengan menggunakan karbon aktif. Proses penyerapan berlangsung secara seketika ketika ada kontak antara karbon dan larutan emas. Karbon aktif menyerap emas melalui pori-pori yang terdapat di dalamnya. Sebelumnya saya pernah membahas ini di tulisan saya yang lain mengenai tes pelindian emas di blog ini. Cek juga tulisan saya yang lain tentang metode tes untuk melihat kualitas karbon aktif. Dalam praktek di pabrik pengolahan emas, metode penyerapan emas melalui karbon dibedakan menjadi dua, yaitu Carbon In leach CIL dan Carbon in pulp CIP. Kedua proses tersebut memiliki persamaan dan perbedaan, antara lain Persamaan Keduanya menggunakan karbon aktif untuk menyerap emas yang telah dilarutkan oleh larutan sianida. Penyerapan terjadi pada saat terjadi kontak antara karbon aktif dan lumpur bijih di dalam tangki. Perbedaan Perbedaannya hanya terletak pada urutan kerjanya. Pada proses CIL, proses pelindian dan penyerapan emas dilakukan secara bersamaan didalam tanki yang sama. Pada CIP, proses pelindian dilakukan terlebih dahulu di dalam tangki khusus pelindian tanpa adanya karbon. Setelah pelindian selesai, barulah lumpur bijih akan dialirkan ke tangki lainnya untuk kemudian ditambahkan karbon untuk menyerap emas. Setelah karbon terisi oleh emas, maka tahapan selanjutnya adalah memisahkan karbon tersebut dari lumpur bijih. Proses pemisahan biasanya dilakukan dengan memompakan lumpur bijih yang mengandung karbon di dalamnya menuju alat ayakan getar. Dengan menggunakan ukuran lubang ayakan yang lebih kecil dari karbon, maka otomatis karbon dan lumpur akan terpisah. Karbon lalu siap untuk diolah di proses selanjutnya untuk mengeluarkan emas dari dalam karbon. Sepengetahuan saya, ada dua cara untuk memisahkan emas dari karbon, yaitu yang pertama membakar karbon dan menyisakan abu yang mengandung emas. Abu konsentrat emas ini selanjutnya dilebur dengan menggunakan tungku furnace pada suhu 1100 C disertai tambahan borax untuk mengikat pengotor. Hasil akhirnya adalah material logam campuran emas-perak-pengotor lainnya. Gambar pembakaran karbon yang mengandung emas di dalamnya Konsentrat emas yang diperoleh setelah pembakaran karbon Proses pembakaran emas dengan alat las secara sederhana Atau cara kedua melalui proses elution yang melibatkan reaksi kimia untuk mendapatkan larutan emas konsentrasi tinggi. Demikian, catatan kali ini. Untuk detail selanjutnya, nantikan tulisan berikutnya.
KIMIA PRO GOLD + PRO GOLD PLUS CARA TERBARU MENGGABUNGKAN SISTIM PENGOLAHAN TONG SIANIDA DAN SISTIM SIRAMAN / YANG TERTANGKAP LEBIH MAKSIMAL KARENA AIR KAYA SUDAH TIDAK MENGANDUNG LUMPUR LAGI. SANGAT MURAH KARENA CYANIDA DAPAT DI PAKAI BERULANG KALI MESIN ELECTROWINNING MEMPUNYAI KESEMPURNAAN DALAM MENANGKAP EMAS PADA LARUTAN DIBANDINGKAN DENGAN MEDIA PENANGKAPAN LAIN BAIK ITU AIR RAKSA, CARBON AKTIF MAUPUN ZINK. DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PENANGKAPAN AIRRAKSA, CARBON AKTIF DAN ZINK BANYAK SEKALI EMAS YANG TERBUANG DAN HILANG KARENA TIDAK TERSERAP TUNTAS OLEH MEDIA MEDIA TERSEBUT. KEBERHASILAN PENANGKAPAN EMAS DENGAN MENGGUNAKAN MESIN ELECTROWINNING SAMPAI DENGAN 98 % EMAS TERTANGKAP, SELAIN ITU KEUNGGULAN PENGGUNAAN ELECTROWINNING, LARUTAN CYANIDA YANG TELAH DILAKUKAN PROSES PENANGKAPAN EMAS DENGAN MESIN ELECTROWINNING DAPAT DI GUNAKAN LAGI SECARA TERUS MENERUS SEHINGGA MAMPU MENGHEMAT DALAM PENGGUNAAN CYANIDA SELANJUTNYA DAN TIDAK MENIMBULKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SEKITAR. OBAT TETES RAJA KIMIA PERENDAMAN KIMIA INI SANGAT PENTING UNTUK PROSES PERENDAMAN BATUAN KERIKIL, SEHINGGA KITA TIDAK PERLU LAGI UNTUK MENGHANCURKAN BATUAN MENJADI TEPUNG BATUAN, OBAT TETES INI DAPAT MEMACU KERJA CYANIDE DALAM MELARUTKAN EMAS SECARA MAKSIMAL. KEUNGGULAN OBAT TETES INI PADA PROSES PERENDAMAN / SIRAMAN BATUAN KERIKIL ADALAH MEMPERCEPAT PELARUTAN EMAS. DALAM 400 TON MATERIAL KERIKIL BISA DIPROSES DALAM WAKTU 5 HARI SAJA. PENGGUNAAN OBAT TETES HANYA 5 TETES PERTON KERIKIL DETECTED GOLD ... DETECTED GOLD DETECTED GOLD kimia pendeteksi emas berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya emas dalam batuan / lumpur dengan cara meneteskan DETECTED GOLD pada hasil pelarutan batuan / lumpur dengan AQUAREGIA atau AIR RAJA atau percampuran antara ASAM NITRIT HNO3 dan ASAM CLORIDA HCl, apabila larutan mengeluarkan WARNA UNGU TUA artinya batuan banyak mengandung emas dan apabila larutan mengeluarkan warna MERAH MUDA atau PINK berarti batuan hanya mengandung emas dalam jumlah sedikit. Apabila tidakterjadi perubahan warna pada larutan berarti batuan tidak mengandung emas sedikit pun. Penggunaan DETECTED GOLD ini adalah langkah awal untuk melakukan proses penambangan. APABILA LANGKAH INI TIDAK DILAKUKAN BISA MENYEBABKAN PENAMBANG TIDAK AKAN MENDAPAT EMAS SEDIKITPUN KARENA MEMILIH BATUAN YANG SALAH / TIDAK MENGANDUNG EMAS kimia pendeteksi emas berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya emas dalam batuan / lumpur. penggunaan / aplikasi dilapangan mudah dan akurat. Gunakan kimia detetected Gold untuk keberhasilan pengolahan emas anda. Jaminan kami bila tidak terbukti uang kembali !!!!!!! MESIN REAKTOR PENGAKTIF AIR RAKSA, ALAT INI BERFUNGSI UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENGAKTIFKAN AIR RAKSA BAIK ITU AIR RAKSA BARU MAUPUN AIR RAKSA BEKAS, BIASANYA AIR RAKSA BARU BELUM AKTIF DALAM MENANGKAP EMAS, SEHINGGA PERLU ADANYA PERLAKUAN PENGAKTIFAN DENGAN ALAT INI. BEGITU PULA DENGAN AIR RAKSA BEKAS PERLU ADANYA PERAWATAN SEHINGGA DAYA IKAT TERHADAP EMAS TETAP TINGGI. PERAWATAN AIR RAKSA BEKAS BAIK DILAKUKAN SETELAH 3 KALI PENGOLAHAN. RAJA ALAT BAKAR GEBOSAN EMAS PROSES PEMBAKARAN EMAS SANGAT CEPAT MATANG, KEAMANAN OPERATOR TERJAMIN, OPERATOR TIDAK PERLU MEMEGANG STICK ALAT BAKAR SEHINGGA TERHINDAR DARI SENGATAN PANAS, SUHU MENCAPAI 2000˚ C. PH METER KERTAS SANGAT DIBUTUHKAN PADA PROSES PERENDAMAN, SIRAMAN SERTA TONG. PROSES PELARUTAN EMAS TANPA PENGUKURAN PH ASAM BASA LARUTAN AKAN GAGAL. PH METER KERTAS CUKUP AKURAT UNTUK MENGUKUR PH LARUTAN. MESIN GLONDONG EMAS INI DILENGKAPI DENGAN SISTIM OTOMATIS DAN PENDINGIN SPESIFIKASI MESIN PANJANG MESIN 180 CMLEBAR MESIN 60 CMBESAR GELONDONG 40 CMLINGKARAN 40 CMPANJANG GELONDONG 110 CMPOWER MOTOR 850 WATTPOWER MESIN AIR 200 WATTPOWER KESELURUHAN 1050 WATTBERAT NETTO 380 KG1. MESIN INI SUDAH DILENGKAPI DENGAN MESIN SEMPROT AIR DAN PENDINGIN, LAMA WAKTU PROSES 7 JAM MATERIAL DARI BATU .2. KALAU DARI LIMBAH/ LUMPUR/ PUYA HANYA 3,5 ATAU 4 KAPASITAS PENGISIAN 50 KG4. MESIN INI MEMILIKI SISTEM OTOMATIS PADA SAAT BERPUTAR BEKERJA MAJU DAN MUNDUR. PUTARAN DAPAT CEPAT, SEDANG, SERTA LAMBAT, SEHINGGA AIRRAKSA AKAN MENANGKAP EMAS LEBIH MAKSIMAL. MERUPAKAN KATALISATOR TERBAIK DIBANDINGKAN DENGAN Pb NO3 ATAUPUN KATALISATOR LAINNYA. DENGAN MENGGUNAKAN Ag NO3 PERAK NITRAT PADA PROSES PENGOLAHAN EMAS DENGAN SISTEM TONG / PERENDAMAN / PENYIRAMAN, MAKA HASIL YANG DICAPAI AKAN LEBIH SEMPURNA. KIMIA PENDETEKSI CYANIDA CYANIDE TEST BERFUNGSI UNTUK MENGUKUR SECARA CEPAT DAN TEPAT JUMLAH CYANIDA YANG DI BUTUHKAN PADA PROSES PELARUTAN EMAS. DENGAN MENGUKUR CYANIDA YANG OPTIMAL PADA PROSES PELARUTAN EMAS MAKA PARA PENAMBANG AKAN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN MELIPUTI HASIL PELARUTAN EMAS YANG MAKSIMAL DAN MENEKAN BIAYA PROSES PRODUKSI KARENA HARGA CYANIDA Cn SANGAT MAHAL. UNTUK MENGATASI MASALAH TERSEBUT MAKA PERLU SEKALI PENGGUNAAN KIMIA PENDETEKSI CYANIDA BAGI PARA PENAMBANG TERUTAMA YANG MENGGUNAKAN METODE TONG CYANIDA DAN PERENDAMAN. GERMAN AKTIF ADALAH KIMIA PEMBERSIH DAN PENGAKTIF AIRRAKSA BAIK AIRRAKSA BARU ATAUPUN BEKAS. UNTUK AIRRAKSA BEKAS YANG TELAH DIGUNAKAN DISARANKAN UNTUK DILAKUKAN PENCUCIAN DENGAN GERMAN AKTIF SETELAH DIGUNAKAN 3 KALI PROSES PENGOLAHAN 3 KALI PENCETAN SEHINGGA DAYA IKAT TERHADAP EMAS DAN PERAK TETAP TERJAGA. MICROSCOPE EMAS MINI SUPER CANGGIH 1. MAMPU MELIHAT OBYEK SECARA 3 DIMENSI 2. DILENGKAPI DENGAN LAMPU ULTRAVIOLET SEHINGGA MAMPU MELIHAT OBYEK DENGAN DETAIL 3. MEMILIKI KETAJAMAN GAMBAR YANG TINGGI 4. PRAKTIS / MUDAH PENGGUNAANNYA UNTUK DIAPLIKASIKAN DILAPANGAN. GUNAKAN MICROSCOPE EMAS MINI SUPER CANGGIH UNTUK MENGETAHUI ADA TIDAKNYA BUTIRAN EMAS PADA BATUAN / LUMPUR TAMBANG,SEHINGGA DAPAT MENGETAHUI KUALITAS BATUAN / LUMPUR YANG AKAN DIPROSES. INFO SELANJUTNYA HUB IR EKO SETIAWAN NO TELP 08161823953 / 085711459982 DETECTED GOLD ... DETECTED GOLD DETECTED GOLD kimia pendeteksi emas berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya emas dalam batuan / lumpur dengan cara meneteskan DETECTED GOLD pada hasil pelarutan batuan / lumpur dengan AQUAREGIA atau AIR RAJA atau percampuran antara ASAM NITRIT HNO3 dan ASAM CLORIDA HCl, apabila larutan mengeluarkan WARNA UNGU TUA artinya batuan banyak mengandung emas dan apabila larutan mengeluarkan warna MERAH MUDA atau PINK berarti batuan hanya mengandung emas dalam jumlah sedikit. Apabila tidakterjadi perubahan warna pada larutan berarti batuan tidak mengandung emas sedikit pun. Penggunaan DETECTED GOLD ini adalah langkah awal untuk melakukan proses penambangan. APABILA LANGKAH INI TIDAK DILAKUKAN BISA MENYEBABKAN PENAMBANG TIDAK AKAN MENDAPAT EMAS SEDIKITPUN KARENA MEMILIH BATUAN YANG SALAH / TIDAK MENGANDUNG EMAS QUEEN GOLD.....QUEEN GOLD.....QUEEN GOLD Dalam Batuan Sebagian Besar Butiran Emas Di Alam Tertutup/Terlapisi/Terbungkus Oleh Mineral Pirit Sehingga Diperlukan Bahan Kimia QUEEN GOLDUntuk Membuka/Memecah Lapisan Pirit Yang Menutupi/Membungkus Butiran Emas Cara Penghancuran Batuan Menjadi Tepung Batuan Menurut Penelitian Hanya Dapat Membuka Mineral Pirit Yang Membungkus Butiran Emas Sebesar 30 Persen saja. Atas Dasar Inilah Mengapa Penambang Hanya Dapat Memperoleh Emas Sangat Sedikit Dan 70 Persen Emas Terbuang Menjadi Lumpur /TailingTanpa Disadari Banyak Emas Yang Terbuang Sia – Sia……….Dalam Bentuk Lumpur PRO GOLD BAHAN KIMIA PENGOLAH EMAS UNTUK PROSES TONG DAN PERENDAMAN, REAKSI PRO GOLD SANGAT CEPAT DAN SEMPURNA MELARUTKAN EMAS......PRO GOLD DAPAT DIGUNAKAN DENGAN CYANIDA ATAUPUN TANPA CYANIDA.....BUKTIKAN KEHEBATAN PRO GOLD UNTUK HASIL EMAS YANG MEMUASKAN..... PRO GOLD BAHAN KIMIA AKTIF YANG MEMPUNYAI FUNGSI UTAMA MEMPERCEPAT DALAM PROSES PELARUTAN EMAS / PERAK DALAM BATUAN / LUMPUR. REAKSI PRO GOLD SANGAT BAIK DIGUNAKAN UNTUK PENAMBANGAN EMAS / PERAK SISTEM PERENDAMAN DAN TONG CYANIDA, KARENA MEMPUNYAI DAYA LARUT YANG CEPAT DAN BAIK DIBANDINGKAN DENGAN BAHAN KIMIA LAIN. PENGGUNAAN KIMIA PRO GOLD BERSAMA CYANIDA AKAN MELARUTKAN EMAS / PERAK LEBIH CEPAT DAN LEBIH SEMPURNA, SELAIN ITU PENGGUNAAN PRO GOLD AKAN MENEKAN JUMLAH PENGGUNAAN CYANIDA SEHINGGA SECARA EKONOMIS AKAN MENEKAN BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK PROSES PENAMBANGAN. Pb ASETAT / Pb ACETATE ADALAH BAHAN KIMIA YANG SANGAT MEMBANTU DALAM PROSES PERENDAMAN PADA PENAMBANGAN EMAS DAN PERAK. DENGAN PENGGUNAAN Pb ASETAT HASIL PENANGKAPAN EMAS DAN PERAK PADA ZINK NODLLE Zn LEBIH BANYAK SANGAT AKTIF ........JUGA SANGAT MEMBANTU PADA PROSES PENGOLAHAN TONG CYANIDA MENGAPA PARA PENAMBANG EMAS TIDAK PERNAH BERHASIL..DALAM SETIAP PENAMBANGAN EMAS….?? INI SEBAGIAN BESAR DISEBABKAN PENAMBANG TIDAK MEMERIKSA TERLEBIH DAHULU BATUAN YANG AKAN DIPROSES LANGKAH AWAL PENAMBANG SEHARUSNYA MEMERIKSA BATUAN DENGAN KIMIA DETECTED GOLD KIMIA PENDETEKSI ADA TIDAKNYA EMAS DI BATUAN /PASIR/LUMPUR YANG AKAN DIPROSES DENGAN MENETESKAN 2 TETES KIMIA DETECTED GOLD DAPAT DIKETAHUI ADA TIDAKNYA EMAS, APABILA SETELAH DITETESI KELUAR WARNA UNGU BATUAN BANYAK MENGANDUNG EMAS BILA KELUAR WARNA MERAH MUDA /PINK BATUAN HANYA MENGANDUNG EMAS SEDIKIT APABILA TIDAK ADA PERUBAHAN WARNA BERARTI BATUAN SAMA SEKALI TIDAK MENGANDUNG EMAS.................KALAU LANGKAH INI, DILAKUKAN PENAMBANG TIDAK MEMBUANG WAKTU DAN UANG UNTUK PEKERJAAN.............YANG SIA - SIA. ...........HUBUNGI Ir. Eko Setiawan HP 0816 1823 953 / 087887566851 Nomer Telpon 021 997 857 47, 021 889 859 24 MEMILIH BATUAN EMAS YANG TIDAK BERDASARKAN PERKIRAAN TETAPI BISA DIBUKTIKAN DENGAN PENGETESAN KIMIA KITA BISA GUNAKAN KIMIA DETEKSI EMAS ANALIS GOLD KARENA MENAMBANG EMAS DENGAN CARA TEBAK /KIRA- KIRA JELAS AKAN MENEMUKAN KEGAGALAN. LOGAM EMAS TIDAK MUNGKIN KITA BISA DAPATKAN DARI BATUAN YANG TIDAK SAMA SEKALI MENGANDUNG EMAS OLEH KARENA ITU KITA HARUS MELAKUKAN PENGUJIAN PADA BATUAN YANG DIDUGA MENGANDUNG EMAS DENGAN KIMIA DETEKSI EMAS KEPADA YTH PARA PENAMBANG EMAS/PERAK /CARA MUDAH UTK MENINGKATKAN HASIL TAMBANG EMAS Dalam Kesempatan Ini Kami Ingin Berbagi Pengalaman Bahwa Telah Ditemukan Bahan Kimia QUEEN GOLD Yang Dapat Membantu Para Penambang Sehingga Hasil Yang Diperoleh Dapat Lebih Meningkat. Selama Ini Para Penambang Kita Hanya Mengandalkan Mercury/Air Raksa Dan Cyanida Untuk Membantu Menarik Emas/Perak dan Cyanida Digunakan Untuk Melarutkan Emas/Perak Dari Batuan Dalam Batuan Sebagian Besar Butiran Emas Di Alam Tertutup/Terlapisi/Terbungkus Oleh Mineral Pirit Sehingga Diperlukan Bahan Kimia QUEEN GOLDUntuk Membuka/Memecah Lapisan Pirit Yang Menutupi/Membungkus Butiran Emas Cara Penghancuran Batuan Menjadi Tepung Batuan Menurut Penelitian Hanya Dapat Membuka Mineral Pirit Yang Membungkus Butiran Emas Sebesar 30 Persen saja. Atas Dasar Inilah Mengapa Penambang Hanya Dapat Memperoleh Emas Sangat Sedikit Dan 70 Persen Emas Terbuang Menjadi Lumpur /TailingTanpa Disadari Banyak Emas Yang Terbuang Sia – Sia……….Dalam Bentuk Lumpur PH METER DIGITAL sangat berguna untuk mengukur PH cairan pada proses tong cyanida karena PH YANG TERBAIK PADA PROSES PELARUTAN EMAS DALAM CIANIDA PADA PH 10 - 11 apabila proses tidak dilakukan pengukuran yang akurat maka proses pelarutan akan cendrung gagal/pengukuran PH MENGGUNAKAN KERTAS PH TIDAK AKAN AKURAT.........GUNAKAN PH METER DIGITAL MESIN REAKTOR AIR RAKSA berfungsi untuk membersihkan dan mengaktifkan air raksa Sebagai Charger untuk menambah daya listrik pada air raksa. Setelah menggunakan MESIN REAKTOR, air raksa yang telah diproses akan mempunyai daya ikat terhadap emas/perak yang lebih baik dari sebelumnya dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil tambang. MESIN ELECTROWINNING alat yang sangat efektif untuk menarik emas/perak dari larutan pelarut emas / cyanida dll banyak penambang tanpa di sadari mengalami kerugiaan besar akibat menarik emas perak dari larutan dengan menggunakan carbon aktif / zink nodle dll menurut penelitian carbon aktif maximal dapat menarik emas hanya 85% sehingga 15% emas masih tertinggal dalam larutan hal ini dapat dibuktikan sisa larutan cyanida dari bekas rendaman carbon aktifsebagai media penangkap emas teryata setelah larutan cyanida ditampung dalam bak ELECTROWINNING masih tertangkap sisa emas dalam larutan. Hal ini membuktikan bahwa bahan penangkapan penyerapan carbon aktif tidak efektif. 1. Harga carbon aktif / ZINK NODLE mahal dan hanya dapat digunakan sekali pakai habis 2. Proses pembakaran carbon aktif / ZINK NODLE sangat lama 3. Penangkapan carbon aktif / ZINK NODLE hanya +/- 85%.
cara mengolah emas dengan borax